HARIANEKONOMI.COM – Tepung terigu dan garam konsumsi diusulkan masuk dalam lingkaran bahan pokok penting yang harus dijamin ketersediaannya
Dimasukkannya tepung terigu dan garam konsumsi ke dalam bahan pokok penting ini juga ada alasannya.
Karena kedua komoditas tersebut merupakan barang-barang yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat.
Diketahui pada saat ini terdapat 11 komoditas yang masuk dalam cadangan pemerintah.
Baca Juga:
Yakni beras, bawang, cabai, kedelai, jagung, daging unggas, telur unggas, daging ruminansia, gula konsumsi, minyak goreng dan ikan.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas) Sarwo Edhy menyampaikan hal itu di Jakarta, Senin (29/7/2024).
Jadi Bahan Pokok Penting Harus Dijamin Ketersediaannya
“Jadi begini, kaitan dengan tepung terigu dan garam konsumsi ini diusulkan atas saran dari kementerian/lembaga.”
“Untuk masuk dalam lingkaran bahan pokok penting yang harus dijamin ketersediaannya.”
Baca Juga:
Tangkap Puluhan Koruptor hingga Copot Pejabat, Rangkuman Terobosan 15 Hari Pemerintahan Prabowo
“Kita hanya menjamin ketersediannya, kemudian kaitan dengan cadangan pangan pemerintah.”
“Kalau memang itu nantinya memang harus dicadangkan, ya kita cadangkan,” ujar Sarwo Edhy
“Kira-kira seperti itu. Jadi tidak diharuskan, tapi kalau misalnya itu memang diperlukan, ya bisa dicadangkan,” katanya.
Pentingnya Sinergi Ekosistem Pangan yang zmandiri dan Berdaulat
Sebagai informasi, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mendorong semua pemangku kepentingan terkait.
Baca Juga:
Sempat Sebut Punya Kesamaan Visi dengan Hari Tanoesoedibjo, TGB Putuskan Mundur dari Perindo
Untuk bersama-sama memperkuat sinergi ekosistem pangan nasional yang mandiri dan berdaulat dengan penuh integritas.
Menurut Arief pewujudan ketahanan pangan nasional yang mandiri dan berdaulat dibangun di atas ekosistem pangan yang berkelanjutan.
Hal itu untuk mendorong perlindungan terhadap petani, peternak, dan nelayan guna meningkatkan daya saing, menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan.
Melalui ekosistem yang ramah lingkungan pula cemaran jejak karbon hilirisasi pangan akan dapat dikurangi sedikit demi sedikit.
Untuk itu, Arief mengajak seluruh pelaku usaha pangan untuk bersinergi dalam integrasi horisontal ekosistem pangan nasional demi kepentingan bersama.
Shingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya guna mewujudkan Indonesia Emas 2045 dengan tetap memperhatikan kelestarian alam dan lingkungan.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infoekbis.com dan Harianinvestor.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Helloidn.com dan Jakartaoke.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.