HARIANINDONESIA.COM – Akhirnya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mulai bersih dari kadernya yang rangkap jabatan dari Relawan Ganjar Pranowo.
Awalnya Mohamad Guntur Romli mengungkapkan bahwa dirinya telah keluar dari partai tersebut karena ingin fokus mengabdi sebagai Ketua Umum Ganjarian Spartan.
Kemudian calon legislatif Dwi Kundoyo dan Estugraha juga mundur sebagai caleg PSI untuk DPRD DKI Jakarta dan Kota Bogor.
Adapun Dwi sekarang merupakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Ganjarian Spartan, sedangkan Egha sebagai Wakil Ketua Umum di organisasi relawan tersebut.
Baca Juga:
Baca artikel lainnya di sini: Tanggapan Resmi DPP PSI Usai Ketua Umum Ganjarian Spartan Mohamad Guntur Romli Keluar dari PSI
Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Andy Budiman menanggapi keputusan eks politikus PSI Mohamad Guntur Romli keluar dari partai tersebut.
Andy Budiman memahami posisi Guntur Romli yang juga merupakan Ketua Umum Ganjarian Spartan.
Posisi itu, kata Andy Budiman, serba salah di antara relawan-relawan yang lain.
Baca Juga:
Sebut Rakyat Butuh Rumah yang Terjangkau, Prabowo: Nggak Usah Diseminarkan, Rakyat Butuh Segera
Holding BUMN MIND ID Minta Pembatasan Jumlah Smelter Melalui Moratorium Perizinan, Ini Alasannya
“Beliau juga butuh mengukuhkan keseriusannya mendukung Pak Ganjar di antara relawan-relawan yang lain.”
“Jadi, sangat memaklumi posisi dan pilihan beliau,” kata Andy Budiman
Namun begitu, Andy Budiman mengaku terkejut dengan alasan Guntur Romli hengkang dari PSI.
Yakni karena menilai ada sinyal kedekatan PSI dengan bakal calon presiden dari Partai Gerindra yang menyambangi Kantor DPP PSI pada Rabu (2/8/2023).
Baca Juga:
Dampak Kebijakan Proteksionis Presiden AS Terpilih Donald Trump Ditakutkan akan Lemahkan Kurs Rupiah
“Saya kaget alasan Bro Guntur mundur hanya karena kedatangan Pak Prabowo ke PSI,” ucap Andy Budiman.
Menurut Andy Budiman, kunjungan Prabowo itu merupakan silaturahmi biasa.
Terlebih, PSI belum final memutuskan akan berlabuh di koalisi mana untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Ini silaturahim biasa seperti Mbak Puan bertemu Prabowo. Bahkan dulu Pak Prabowo pernah menjadi cawapresnya Bu Mega. Toh, PSI belum memfinalisasi sikap soal capres ini,” kata Andy Budiman.***